Benih produksi dikelompokan dalam kelas-kelas sesuai dengan tahapan generasi perbanyakan dan tingkat standar mutunya melalui suatu prosedur yang diatur dalam aturan sertifikasi benih yaitu :
1. Benih Penjenis ( Breder Seed , BS) / G0
1. Benih Penjenis ( Breder Seed , BS) / G0
Benih penjenis adalah benih sumber yang diproduksi dan dikendalikan langsung oleh pemulia ( breeder ) yang menemukan atau diberi kewenangan untuk mengembangkan varietas tersebut. Benih penjenis diproduksi dan diawasi oleh pemulia tanaman dan atau oleh instansi yang menanganinya (Lembaga penelitian atau perguruan tinggi), benih ini sebagai sumber untuk perbanyakan benih dasar, khusus untuk penjenis tidak dilakukan sertifikasi tetapi diberikan label warna kuning.
2. Benih Dasar ( Foundation Seed , FS) / G1 dan G2
Benih dasar merupakan turunan pertama ( F1 ) dari benih penjenis. Benih ini diproduksi dan diawasi secara ketat oleh pemulia tanaman sehingga kemurniaan varietasnya dapat dipertahankan. Benih dasar diproduksi oleh Balai Benih (terutama BBI) dan proses produksi diawasi dan disertifikasi oleh BPSB. Benih ini diberi label sertifikasi berwarna putih.
3. Benih Pokok ( Stock Seed , SS) / G3
Benih pokok merupakan F1 dari benih dasar atau F2 dari benih penjenis, produksi benih pokok tetap mempertahankan identitas dan kemurnian varietas serta memenuhi standar peraturan perbenihan maupun sertifikasi oleh BPSB. Benih pokok diproduksi oleh Balai benih atau pihak swasta yang terdaftar dan diberi label berwana ungu.
4. Benih Sebar ( Extension Seed , ES) / G4
Benih sebar merupakan F1 dari benih pokok. Produksinya tetap mempertahankan identitas maupun kemurnian varietas dan memenuhi standar peraturan perbenihan maupun sertifikasi oleh BPSB. Benih pokok dan benih sebar umumnya diperbanyak oleh Balai Benih dengan mendapatkan bimbingan, pengawasan dan sertifikasi BPSB. Benih sebar diberi label sertifikasi berwarna biru.
Sistem Produksi Benih Sumber menurut Departemen Pertanian (2013), yaitu :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar